KEMIRIOMBO MERDI DESA
By : Bima Kurdha
Sejak kendali pemerintahan desa Kemiriombo dipimpin oleh seorang Satriya Pinandhita (Bapak Achmad Sudarman) desa yang paling dekat dengan ibu kota Kecamatan Kaliwiro ini pada bulan syura mengadakan selamatan desa yang kemudian dikenal dengan sebutan Merdi Desa. Tradisi melestarikan
budaya seraya mohon keselamatan desa itu juga diteruskan oleh Kepala Desa periode berikutnya.
budaya seraya mohon keselamatan desa itu juga diteruskan oleh Kepala Desa periode berikutnya.
Pada hari Selasa 28 Desember 2010 Pratikno Kepala desa Kemeririombo telah memimpin prosesi pelaksanaan merdi desa. Mengawali kegiatan ini bertempat di pelataran Balai Desa Kemiriombo diadakan mujahadah yang diikuti oleh ratusan ibu-ibu mulimat dan komunitas yang lain.
Bapak Riptoyo saat memberi pengarahan kepada peserta mujahadah
Ibu Abror Nawawi
Sementara Kepala Desa dengan mengenakan pakain adat Jawa gaya Yogyakarta beserta perangkat desa mengenakan pakaian adat jawa gaya Surakarta serta diiringi ratusan kendaraan roda dua mengadakan kegiatan ziarah ke makam-makam mantan Kepala desa yang tersebar pada 4 Tempat Pemakaman Umum (Braol, Setanawungu, Tanjungsari, Kemukus).
Prosesi kegiatan ziarah yang ke makam-makam mantan Kepala desa adalah seperti uraian di bawah ini:
Prosesi kegiatan ziarah yang ke makam-makam mantan Kepala desa adalah seperti uraian di bawah ini:
Start di balai desa menyusuri jalan Pasar kekiri masuk jalan Kyai Salim naik ke makam Baraol. Di pemakaman itu bersemayam Mantan Kepala Desa Kemiriombo antara lain Daliman al Berod/Wongsomenggolo, Partodijojo, Karto Sentono, Sindu Wijojo dan R.Samian. Kegiatan utama di makam Braol mendoakan arwah para mantan kepla desa Kemiriombo yang dipimpin oleh Kayat Sudarso (buyut Wongso Menggolo).
Kades dan Perangkat desa berpose sesaat sebelum menuju makam Braol
Start dari Depan Balai Desa Kemiriombo
Di Depan Jalan Kyai Salim rombongan siap berangkat ke Braol
Rombongan memasuki wilayah Braol
Rangkaian mujahadah di Braol dipimpin Bpk Kayat Sudarso
Makam Wongsomenggolo
Dari makam Braol perjalanan dilanjutkan ke Makam Setanawungu yang berada pangkal jalan Kyai Rujak Beling sisi kiri. Perjalanan Braol Setanawungu menyusuri jalan Brigjend R. Heru Gunadi kekanan lewat jalan Lemah Abang lurus masuk jalan Kyai Kidung belok kiri menyusuri jalan Kyai Sobit bermuara pada Jalan Selomanik. Dari jalan Selomanik rombongan peziarah yang terdiri dari Kepala Desa beserta Perangkat dan masyarakat menuju Pemakaman Setanawungu. Di setanawungu diadakan kegiatan yang sama seperti yang telah dilakukan di Braol yakni mendoakan arwah Bapak Sumardi dan doa dipimpin oleh kyai yang masih relatif muda Bapak Aziz Muslim.
Rombongan memasuki Setanawungu
Di depan pusara Bpk Sumardi kegiatan doa dilakukan dipimpin Bp Kyai Aziz Muslim
Kemudian dari Setanawungu perjalan ziarah dilanjutkan ke makam yang berada ditepi ruas jalan Kyai Nyamat tepatnya di makam Dusun Tanjungsari. Dan yang bersemayam di pemakaman ini sedikitnya ada 2 orang tokoh desa Kemiriombo yang lain. Adapun kedua tokoh dimaksud adalah Mursyid Abu khoeri dan Mulyadi. Kegiatan yang dilakukanpun sama dan pada makam ini doa dipimpin pengasuh pondok AL-MUQOROBAH Pring sewu Kyai Agus.
Berdoa di depan Makan Bapak Mulaydi dipimpin Kyai Agus
Yang terakir dari jalan Kyai Nyamat rombongan peziaran melanjutkan kegiatan ini dengan menyusuri jalan Kyai Topong bermuara di jalan lintas Wonosobo Perembun bermuara pada jalan Kyai Kali (Kelurahan Kaliwiro) kemudian belok kiri ke jalan Siliwangi (wilayah Kelurahan Kaliwiro) kekanan turun ke makam Kemukus. Di pemakaman ini bersemayam tokoh desa Kemiriombo yang lain seperti Brigjen R.Heru Gunadi (Buyut Wongsomenggolo), Soetopo (mantan Kades) dan tokoh ulama terkenal dari Kaliwiro KH. Dimyati. Kegiatan doa di pemakaman ini dipimpin oleh Kyai Joko….. Usai ziarah dilanjutkan kenduri besar diikuti perwakilan dari 24 RT yang ada desa tersebut dan doa dipimpin oleh Bapak Kayat Sudarsa.
Rombongan peziarah memasuki kawasan makam kemukus
Menutup kegiatan merdi desa pada siang hari itu diadakan acara ruwat bumi ditandai dengan pagelaran wayang kulit ruwat dengan lakon /cerita “MEKUKUHAN” oleh dalang Ki Makim dari Selokromo Kec.Leksono Kabupaten Wonosobo. Pentas wayang siang itu menampilkan gaya Kedu. Ruwat bumi di akhiri doa/mantram oleh Ki dalang sebagai simbolis saat berdoa Dalang berjabat tangan dengan Kades Kemiriombo Pratikno dan kegiatan ini berkhir hingga menjelang magrib.
Sementara kegiatan merdi desa dilanjutkan pada malam hingga pagi hari. Kegiatan malam berupa hiburan tradisional Wayang Kulit menampilkan dalang dari Yogyakarta Ki Edi Suwondo Gito-Gati dimulai pukul 21.00 WIB dengan cerita “SEMAR BOYONG”. Pagelaran wayang semalam dimeriahkan 4 orang pesinden Partini (Yogyakarta), Jumiyati (Banjarnegara), Samsiyah (Leksono Wonosobo), Ayu. (Giyanti Selomerto). Pentas wayang semalam lebih semarak karena Kades Kemiriombo yang satu ini mengundang seorang penari lengger dari Giyanti dan 3 orang penyanyi campursari Indri (wadaslintang), Dhian (Sojokerto Leksono, Ummi (Banjarnegara). Dan kehadiran pelawak laki-laki berbusana wanita Tumiji mengundang gelak tawa penontonnya sehingga pertunjukan lebih dinamis dan komunikatif.
Ki Edi Suwondo Gito-Gati
Partini,Jumiyati,Samsiyah, dan Ayu
Kendati diguyur hujan pada saat itu antusias penonton tetap tinggi. Karena pertunjukan wayang itu juga dihadiri oleh orang nomor satu Kabupaten Wonosobo yakni Bupati Wonosobo Drs. H Abdul Kholik Arif, M.Si dan Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo Drs. Joko Wiyono, M.Si., juga camat Kaliwiro Hemi Widianto, S.Sos.
Kades Kmb.Bapak Bupati Wsb, Bapak Camat Kaliwiro
Di sela-sela pertunjukan diadakan sambutan-sambutan dan pemberian cendramata. Pada sambutan mengawali acara itu Bapak Pratikno mengucapkan terimakasih kepada semua fihak yang telah membantu pelaksanaan merdi desa dari awal hingga akhir, mohon maaf atas segala kekurangan. Sementara Bupati Wonosobo Bapak H Kholik Arif, M.Si mengucapkan selamat atas prestasi desa Kemirimbo menjadi juara I (pertama) tingkat kabupaten dan juara I (pertama) tingkat Provinsi pada lomba pelaksanaan 10 Program Pokok PKK. Pada kesempatan itu Bupati Wonosobo menyerahkan Piagam dan tropy kejuaraan TP PKK yang diterima Ibu Ketua TP.PKK desa Kemiriombo (Asih Pratikno).Selanjutnya beliau menyinggung akan melaksankan sebagian aspirasi masyarakat yang terkait dengan jalan tembus Kaliwiro-Cumbring. Selanjutnya Kepala Desa menyerahkan cendramata kepada paara Mahasiswa Universitas Sains Al-Qur'an Jawa Tengah (UNSIQ) Wonosobo dan para mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara (UNIVET BANTARA) Sukoharjo-Surakarta yang pada tahun 2010 melaksanakan KPM / KKN di desa Kemiriombo. Bagi masyarakat Kemiriombo acara merdi desa di penghujung tahun 2010 ini amat istimewa. Karena secara bersamaan juga menerima dua Kado yang tak ternilai harganya kendati pelaksanaan merdi desa ini harus merogoh kantong sebanyak 20 jutaan an rupiah.
Selamat Kemiriombo maju terus dan teruslah maju….!
1944 Be Kuntara, 1943 Dal.....
BalasHapusKepada warga desa Kemiriombo... Sadarkah kalian, apa yg kalian dapatkan dari acara2 merdi Desa seperti ini.? Adakah tuntunannya dalam agama kalian.? Sadarkah kalian, berapa biaya yg kalian hambur-hamburkan hanya untuk acara yg tidak jelas/tidak diperintahkan dalam agama Islam. Apakah kalian tidak buka mata dan hati kalian.. Masih banyak warga miskin yg membutuhkan biaya untuk kehidupannya keluarganya.. Janganlah kalian bebani lagi dengan biaya acara merdi Desa. Dzalim sekali rasanya..
BalasHapusTahukah kalian.. Acara merdi Desa sangat jauh menyimpang dari agama Islam. Bahkan bisa dikatakan bid'ah...( mengada-adakan sesuatu yg tidak pernah dicontohkan Rasulullah SAW ). Jangan mencampuradukkan antara yg haq dan yang bathil... Hentikan ritual setiap tahun... Tidak ada gunanya memperingati merdi Desa tiap tahun.. Hanya pemborosan saja...
Yang komentar diatasku keracunan menyan arab. PKS rika nggere ya?
Hapus